Sunday, 4 January 2015
Saturday, 3 January 2015
KH. AHMAD MUGHNI BIN KH. ISMAIL ( RIWAYAT 1)
Alm.
ALMUKARRAM KH. AHMAD MUGHNI BIN KH. ISMAIL
(Ayahnda Syekhuna KH. Muhammad
Bakhiet AM).
ALMARHUM ALMUKARRAM KH. AHMAD MUGHNI BIN KH. ISMAIL
Beliau adalah anak ke 6 dari tuan guru KH. Ismail bin tuan guru KH. Muhammad Thahir (Panyiuran, Alabio) bin KH. Syihabuddin. Almarhum diasuh, dibesarkan dan dididik oleh kedua orang tua beliau sendiri, dan mereka berhasil dengan izin Allah menyemaikan benih kesabaran, kesehajaan, kebaktian, kegigihan dan cinta ilmu pada diri pribadi almarhum.
Ahmad Mughni kecil adalah anak tersayang yang tidak pernah menjawab “tidak” apabila orang tua beliau memerintahkan sesuatu kepada beliau, beliau dicintai bukan karena manja tapi karena berbakti. Kemudian sebaimana cerita beliau, beliau dan adik beliau Haji Syibli disuruh memperdalam ilmu dengan menuju tanah suci Mekkah Al-Mukarramah untuk belajar ilmu-ilmu yang belum diajarkan di kampung halaman, seperti ilmu balagah, mantik, dan lain-lain.
Beliau adalah seorang yang gemar, sungguh-sungguh dan cangkal (rajin). Menurut cerita, Almarhum tidak pernah kenal dengan orang yang di sebelah kamar tempat tinggal beliau di Mekkah, karena saking sibuk dengan urusan mengkaji ilmu. Beliau juga dikenal sangat rajin, selalu memegang kitab (mutalaah), walaupun saat sedang memasak, makan atau mau tidur, bahkan dengan berdiri kalau sudah lelah duduk. Sekian tahun ditempuh hingga akhirnya beliau menguasai sebagian besar ilmu tersebut, namun beliau lebih menonjol di bidang ilmu fikih dan tasawuf.
Di antara guru-guru beliau adalah :
- Ayah beliau sendiri Al-Allamah Syekh Ismail bin Syekh Muhammad Thahir (Alabio, Banjar).
- Al-Allamah Syekh H.Muhammad Ali (Nagara).
- Al-Allamah Syekh Umar bin Hamdan (1291 H. - 1368 H.)
- Al-Allamah Syekh Sayyid Muhammad bin Amin Kutbi (Mekkah).
- Al-Allamah Syekh Muhammad Ahyad bin Muhammad Idris (Bogor).
- Al-Allamah Syekh Abu Ali Hasan bin Muhammad Al-Masysyath (1317 H. - 1399 H.).
- Al-Allamah Syekh Hasan bin Syekh Sa'id bin Muhammad bin Ahmad Al-Yamani
- Al-Allamah Syekh Sayyid Muhammad Ali bin Husain Al-Maliki (Mekkah).
- Al-Allamah Syekh Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki (1326 H. – 1391 H).
- Al-Allamah Syekh Muhammad Yahya Al-Hanafi.
- Al-Allamah Syekh Mahmud Zuhdi (Mekkah).
- Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Beliau wafat pada hari Sabtu, tanggal 10 Zulhijjah 1414 H. dan dikebumikan esok harinya 11 Zulhijah 1414 H., di Telaga Air Mata, Barabai. Beliau diberi Allah kesempatan umur yang panjang kurang lebih 90 tahun dan diberi keturunan yang saleh dan salehah.
Di antara anak-anak beliau adalah:
Hj. Zahrah, Hj. Bulqis, Hj. Khamsah, Hj. Jum'ah, Hj. Syarifah, K.H. Muhammad Bakhiet, K.H. Abdussalam dan Siti Aminah.
Sumber : Buku Alumni 2014
WAJAH YANG TENANG ( RIWAYAT 1)
WAJAH yang tenang dan pembawaan yang kalem, bahkan terkesan irit
bicara namun ramah ditunjukkan KH Muhammad Bakhiet (Guru Bakhiet). Dia adalah
sosok ulama kharismatik, pemimpin Pondok Pesantren Nurul Muhibbin, Barabai,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Lelaki kelahiran 1 Januari 1966 di Telaga Air Mata, Kampung Arab, HST itu
putra dari H Ahmad Mugni (dari Nagara HSS) bin Ismail bin Muhammad Thahir bin
Syihabuddin bin Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Dari ayahnya inilah
Guru Bakhiet banyak mengambil ilmu. Khususnya ilmu batin. Orangtua sekaligus
gurunya.
Seperti dikutip dari Syahriansyah yang melakukan penelitian pada 2012,
pendidikan Guru Bakhiet di tahap pendidikan formal hanya sampai kelas IV
Sekolah Dasar Negeri pada 1976. Selebihnya lebih banyak menimba ilmu pada
pendidikan nonformal. Mulai pendidikan dari kedua orangtuanya, khususnya dari
ayahnya yang seorang ulama.
Guru Bakhiet juga pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ibnu Amin
(Pamangkih) pada 1977 kurang lebih selama tiga tahun. Selanjutnya pada 1980
menjadi santri Pondok Pesantren Darussalam, Martapura kurang lebih satu
setengah tahun.
Setelah sekian lama di Martapura ia kembali ke Barabai dan berguru dengan
orangtuanya dan para ulama di sekitarnya. Dia juga banyak mengambil ilmu agama
dari ulama terkemuka, khususnya ilmu bathin (ilmu tasawuf). Ilmu fikih secara
khusus berguru dengan H. Abdul Wahab (Kampung Qadli Barabai). Ilmu bahasa Arab
khususnya ilmu Nahwu ditimbanya dari H Hasan dan H. Saleh (Barabai).
Berkenaan dengan ilmu falak dipelajari dari KH Mahfuz (almarhum) seorang
tokoh Pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih di Kecamatan Labuanamas
Selatan. Di samping sebagai ulama dia juga seorang guru Tarikat Alawiyah. Masih
dari laporan penelitian Syahriansyah, berkenaan dengan Tarikat Alawiyah ini
secara historis, pada 1993 dia dikirim ke Surabaya (Bangil).
Di sana,
mengaji dan mengambil Tarikat Alawiyah dari Habib Zein Al Abidin Ahmad Al
Idrus. Kurang lebih satu tahun dia bergelut dalam dunia Tarikat Alawiyah dengan
syarat jemaah yang mengikutinya tidak kurang dari 40 orang. Waktu itu ada
sejumlah nama yang aktif malah
menjadi murid utamanya.
Di antaranya, Abdul Karim, Abdurrahim, Abdul Aziz, Abdushomat, Abdul Muin,
Ahmad Mugeni, Ahmad Said, Ahmad Nor, Ali Mawardi, Baihaqi, Fahrurrazi, H.
Abdussalam, H. Alfian Hidayat, H Darussalam, Zunaidi HA, Mahdi Jauhari,
Muhammad Arsyad, Muhammad Ahyad, Muhammad Farid Wajidi, Nasrullah,dan lain-lain.
Di kalangan masyarakat HST, Guru Bahkiet juga dikenal ulama yang netral dari
kepentingan politik. Dia berupaya tak terlibat kepentingan politik siapapun.
Menurut kalangan Ponpes, dia rutin membagi beras untuk para janda, habib
atau fakir miskin. Sebagai ulama, KH Muhammad Bakhiet juga membuat karya berupa
tulisan yang umumnya diambil dari karya-karya Al Ghazali. Khususnya Ihya
Ulumuddin, juga ada yang berupa buletin.
Di samping itu berbagai kegiatan pengajian telah didokumentasikan dan
kepingan CD nya beredar di tengah masyarakat. Dari CD inilah, pengajian beliau
bisa diakses di mana-mana.
Pengajiannya yang rutin dilakukan tiap Selasa malam dan Kamis malam selalu
dipadati jemaah, hingga pihak pesantren harus menyediakan LCD di berbagai
titik, di sekitar Komples Pesantren. Selain di Barabai, pengajian Guru Bakhiet
juga digelar di Ilung, Kecamatan Batangalai Utara serta Paringin di Kabupaten
Balangan.
(*/hanani - sofyar redhani)TATA TERTIB PONDOK
TATATERTIB SANTRI PUTERA PONDOK PESANTREN & PANTI YATAM NURUL MUHIBBIN
1. Selalu mengikuti pelajaran, kegiatan dengan rajin dan tekun serta mengekuti segala peraturan-peraturannya.
2. Sholat fardhu lima waktu berjamaah di Musholla samapai selesai wirid dan sholat sunnah sesudahnya (ba’diyah) Zhuhur, Magrib dan Isya,
3. Membayar Iuran dan sumbangan suka rela untuk pengajar sebelum tanggal 05 setiap bulan dan sumbangan sosial setiap ahad.
4. Mengenakan seragam pondok pesantren apabila menghadiri undangan atas nama pesantren atau mengikuti pelajaran sehari-hari (Pakai sarung, kemeja lengan panjang warna putih dan kopiah putih) serta pakain putih mengikuti pengajian malam selasa.
5. Memasak, mandi, qodha hajat, parkir sepeda, tidur, menjemur pakaian dan lain-lain mesti pada tempat yang sudah di tentukan.
6. Memelihara kebersihan dan kelestarian pondok pesantren dengan tidak membuang samah sembarangan dan mengotori/merusak bangunan atau sarana lainnya.
7. Selalu siap melaksanakan tugas apabila di tunjuk oleh pengasuh, seksi, pengajar serta petugas seperti menghadiri undangan, gotong royong atau kegiatan ibadah serta pendidikan.
8. Tidak boleh keluar komplek pada hari libur sesudah jam 18.00 s/d 05.00 kecuali dapat izin dari petugas izin dan tidak boleh masuk komplek pada hari dan jam seperti di atas kecuali melapor kepada petugas izin.
9. Tidak boleh melakukan kegiatan di luar kamar seperti memasak dan lain-lain sesudah jam 22.15 s/d 02.00 untuk malam selasa jam 22.45 s/d 02.00 kecuali untuk qodha hajar dan bersuci.
10. Tidak boleh membawa keluarga atau siapa saja memasuki kawasan asrama sebelum ada izin dari petugas izin.
11. Tidak boleh membawa barang yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan dan keperluan pondok sehari-hari (seperti Hp, Alat-alat mainan dan hiburan) demikian pula tidak boleh membawa buku majalah atau apa saja namanya yang sifatnya hiburan, dongeng, roman atau ajaran yang tidak sesuai dengan program pendidikan pondok pesantren.
12. Tidak boleh belajar di luar kompleks sebelum ada izin dari Pengasuh dan tidak boleh menjadi anggota partai/organisasi sosial kemasyarakatan terentu.,
13. Tidak boleh merokok bagi santri baik di dalam kompleks ataupu di luar kompleks.
14. Tidak boleh bersanda gurau yang mengakibatkan teman yang lain merasa terganggu.
15. Tidak ada izin keluar kompleks pada hari tidak libur kecuali santri yang sakit dan di mintakan izin oleh petugas kesehatan atau di jemput orang tua/wali dan bila keluar kompleks tanpa izin kami anggap berhenti secara tidak hormat.
16. Segera melapor kepada pengasuh atau pengajar apabila mengetahui santri berbuat mungkar atau yang merusak citra pondok pesantren apabila tidak mampu menegurnya atau tidak berhenti sesudah di tegur baik di dalam atau di luar kompleks.
17. Menjaga diri selaku penunut ilmu dari hal-hal yang merusak atau menurunkan kepercayaan kepada tholabul ilmi atau lembaga pendidikan pondok pesantren.
18. Menjunjung tinggi perintah agama dan menjauhi yang di larangnya serta tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pemerintah/Undang-undang Republik Indonesia.
Demikian tata tertib yang pelaksanaanya di awasi oleh Pengasuh dan seluruh Dewan Guru. Santri yang tidak mentaati tata tertib tersebut akan di panggil oleh pengasuh atau koordinator seksi atau ketua sekamtib untuk di berikan salah satu sangsi, di beri teguran/peringatan, di beri hukuman yang sifatnya pembinaan atau di berhentikan dengan tidak hormat.
Bagi santri yang keberatan terhadap sangsi oleh ketua sekamtib boleh mengajukan keberatannya kepada Pengasuh atau Koordinator seksi, apabila di tetapkan oleh Pengasuh atau Kordinator seksi maka santri tersebut mesti menerima dan melaksanakan sangsi tersebut, jika masih ingin menjadi santri pondok pesantren Nurul Muhibbin. Tata tertib ini berlaku untuk seluruh santri, baik Yatama atau Alawwiyin.
PENGASUH
Friday, 2 January 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)